Monday, July 18, 2011

Festival Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya – Papua Tahun 2011

Pendahuluan
Festifal Budaya Lembah Baliem tahun 2011, akan dilangsungkan mulai tanggal 8-9, dan 11 Agustus mendatang di lokasi Kampung Wosiala, Desa Wosilimo distrik Kurulu Kabupaten Jayawijaya.
Kegiatan tahunan yang selalu diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya ini dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya suku-suku di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya.
Sesuai perkembangan pembangunan dan kemajuan teknologi yang  ada, telah menjadikan kabupaten Jayawijaya dan masyarakat peradaban dari tiap suku-suku yang ada juga mengalami perubahan dan perkembangan ke arah kemajuan.

Sejarah Festifal Budaya Lembah Baliem
Guna pelestarian kesenian dan budaya dari suku-suku yang ada, Pemerintah melaksanakan Festival Budaya Lembah Baliem yang telah dimulaikan sejak 20 tahun yang lalu, dan berjalan dengan baik sehingga cukup  menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik wisatawan lokal, domestik maupun dari wisatawan manca negara.
Berada  di antara lekukan-lekukan Pegunungan Tengah Jayawijaya, Lembah Baliem sudah sejak tahun 1991 menjadi tempat penyelenggaraan festival budaya tahunan terbesar di tanah Papua ini. Di lembah inilah, masyarakat Suku Dani hidup harmonis dan menyatu dalam pelukan pegunungan yang mengelilingnya serta alam Papua yang indah menawan. Selain sebagai 'rumah', Lembah Baliem dulunya kerap menjadi arena perang oleh suku-suku yang bertikai dan menjadi arena pembantaian mereka yang berperang demi kejayaan suku yang dibanggakannya.


Ragam Acara
Kesenian dan budaya yang masih dilestarikan dan akan di tampilkan pada Festival Budaya Lembah Baliem tahun 2011 mendatang diantaranya, Pertunjukkan Perang antar Suku (sejarah perang suku), Penampilan Tari-Tarian adat, Pertunjukkan Balapan Karapan Anak Babi (Pig Racing), Puradan (permainan melempar tombak ke arah bulatan Rotan yang sedang berputar saat dilemparkan), Sikoko (Permain menggunakan kayu jenis Pion yang di lemparkan menuju sasaran yang sudah ditunjuk), Lomba memainkan alat musik tradisional tiup (Pikon),dan berbagai macam perlombaan kebudayaan bagi wisatawan asing seperti melempar tombak (sege)  ke sasaran yang sudah di tentukan dengan tepat dan panahan (memanah sasaran pada batang pisang).

Keunikannya 
Guna menampilkan penampilan perang-perangan, Kampung Wosiala, desa Wosilimo di Distrik Kurulu pemerintah daerah telah mempersiapkan sebidang  tanah lapang dengan luas halaman sekitar 400mx250m, yang dapat menampilkan pertunjukkan perang-perangan sekitar 500-1000 penari.
Kegiatan Pementasan Perang-Perangan dijadwalkan selama 2 hari, dengan menampil perang antar suku dari sekitar 26 group perang-perangan, yang terdiri atas 30-50 orang per group. Lalu di tempat terpisah juga menampilkan permainan musik tradisional. Uniknya, tidak semua orang lembah baliem dapat memainkan alat musik ini, karena membutuhkan keahlian khusus.
Permainan musik tradisional pikon merupakan alunan musik yang di ciptakan dari kulit kayu yang disebut dalam bahasa daerah “hite” (kulit kayu untuk busur panah). Sementara lagu yang dimainkan merupakan ungkapan isi hati sang pemain musik yang di bunyikan lalu diperdengarkan untuk menghibur hati nya ataupun para pendengar.

Objek Wisata Lainnya Yang Ditawarkan

Selain penampilan perang-perangan pada Festival Budaya Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya juga memiliki beberapa tempat objek wisata yang dapat di kunjungi, diantaranya 2 buah Mumi Kepala Suku yang telah berumur sekitar + 350 dan 380 tahun, objek wisata air terjun serta penelusuran goa sejauh 5 km, Jembatan Gantung Tradisional dan Keunikan Air Garam di atas Gunung dan masih banyak lagi.


Mencapai Lembah Baliem - Wamena

Untuk mencapai kabupaten Jayawijaya, hanya dapat ditempuh dengan perjalanan melalui transportasi udara (pesawat terbang), dan membutuhkan biaya yang cukup, namun kepuasan anda akan terbayar lunas jika menyaksikan seluruh rankaian kegiatan Festival Lembah Baliem dan menyaksikan secara langsung kehidupan Suku Dani yang sesungguhnya.


Kuliner 
Udang Selingkuh merupakan salah satu makanan khas yang dapat Anda cicipi sebagai hidangan makanan khas yang tidak akan Anda dapatkan di tempat lain. Udang ini memiliki ciri bertubuh selayaknya udang namun memiliki Capit layaknya seekor kepiting, oleh sebab itu, di sebut, "Udang Selingkuh" yang dipercayai bahwa varietas udang tersebut adalah perkawinan silang antara Udang dan Kepiting.


Selain itu, juga terdapat Buah Merah yang saat ini sudah banyak dijadikan sebagai bahan obat-obatan herbal yang bisa Anda bawa sebagai oleh-oleh (buah tangan) bagi kerabat Anda. Dan  masih banyak lagi, seperti koteka, kampak batu, panah, noken (tas anyaman), gelang-gelang (sekan), dan lain sebagainya

Penginapan 
Lembah Baliem Wamena saat ini memiliki beberapa hotel kelas melati yang cukup nyaman diantaranya : Hotel Baliem Pilamo, Ranu Jaya I dan II, Baliem Valley Resort, Hotel Anggrek, Hotel Nayak serta beberapa penginapan tradisional (honai) yang telah di buat khusus bagi para tamu manca negara yang ingin menikmati kehidupan layaknya masyarakat setempat. Semuanya dapat dijangkau dengan harga yang relatif murah.


Di sini pula Anda dapat menyatu dan berbaur dengan masyarakat yang masih memegang teguh tradisinya yang mungkin jauh berbeda dengan apa yang kita miliki. Semua yang dijumpai di Lembah Baliem pastinya akan membuat perjalanan Anda akan selalu terkenang sepanjang masa.

Ditulis oleh :
Naftali Frans Rumbiak
Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Jayawijaya
Juli 2011
Email : naftali_rumbiak@yahoo.com

No comments:

Post a Comment